Permainan
Pancasila Puzzle Games Sebagai Media Pengembangan Karakter Anak
*(
Oleh Aji Dwianto
Abstract:
Pancasila Puzzle Games as a Medium to Develop Children Character.
The concept of
Pancasila consists of many noble values to learn and applied. Along with
character education, the comprehension of Pancasila have to boosted in National
Education development. Therefore, it’s important to create many innovative
learning strategy. For children, Pancasilacan be taughtthrough a variety
ofgames, includingPuzzle.Pancasila Puzzle Games can be a joyful way to stimulate their intelligence and
concentration. In such a way, their comprehension to Pancasila will developed
and they become whole human beings who possess knowledge, skills, good heart,
and sensitivity.
Keywords:pancasila,
character building, puzzle.
Pendahuluan
Nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di dalam sejarah
perjalanan bangsa Indonesia. Nilai-nilai
itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap dan perilaku serta kegiatan
masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa
Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai perorangan maupun
sebagai kesatuan bangsa (Poespowardojo dan Hardjatno, 2010).
Dalam kenyataannya,
Karakter masyarakat Indonesia saat ini justrutelah bergeser dari nilai-nilai
Pancasila, yang ditandai dengan melemahnya akhlak dan moral, kurangnya
toleransi dalam kehidupan beragama, rasa kedaerahan sempit, kurangnya rasa
kegotong-royongan, dan kurangnya rasa keadilan sosial di masyarakat.Hal
tersebutdisebabkankarenamasyarakatkitahanya menerapkan pembelajaran itu sebatas
teori tanpa aplikasi ke dalam kehidupannya.
Adanya globalisasi juga
mengakibatkan paham-paham asingsemakinmudah masuk ke Indonesia dan menggeser
Pancasila sebagai ideologi bangsa yang sebenarnya. Selain itu, budaya luar juga
dapat dengan mudah mempengaruhikepribadian, khususnya generasi muda. Banyak
sekali generasi muda yang menerima seutuhnya kebudayaan dari luar tanpa
memilah-milah dan menyaring kebudayaan tersebut dengan cara menyesuaikannya
dengan kepribadian bangsa.
Di zaman modern seperti
saat ini, masih banyak persoalan tentang penerapan Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.Mungkin kita
akan bertanya siapakah yang bertanggung jawab atas segala masalah tersebut atau
mungkin dalam hal ini siapakah yang salah dalam mengkonsep pendidikan Pancasila
di Negara ini?
Hasil survey yang
dilakukan oleh harian Kompas, dan dirilis pada 1 Juni 2008, memperlihatkan
pengetahuan masyarakat mengenai Pancasila memang merosot tajam. Survei yang
dilakukan Kompas pada tanggal 28 - 29 Mei Mei 2008 tersebut menunjukkan bahwa
48,4 % responden berusia 17 - 29 tahun menyebutkan kelima Pancasila salah atau
tidak lengkap. 42,7 % responden berusia 30 - 45 tahun salah menyebutkan kelima
Pancasila. Responden berusia 46 tahun ke atas lebih parah, yakni sebanyak 60,6
% yang salah menyebutkan kelima sila Pancasila.
Swanson dan Holton
menyimpulkan organisasi belajar sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja
dipengaruhi oleh faktor belajar, faktor stretegi organisasi obelajar dan faktor
inovasi (Salma Dewi dkk, 2008). Maka diperlukan sebuah langkah nyata dalam
upaya memperkuat nilai-nilai pencasila dalam kehidupan sehari hari. Mengingat
generasi muda adalah generasi emas yang nantinya akan membawa negeri ini pada
kemajuan. Pendidikan kewarganegaraan harus dapat memberikan pengalaman kepada
generasi baru sesuai dengan kebutuhan perkembangannya (Zamroni, 2007: 151).
Revitalisasi
Nilai-Nilai Pancasila Melalui “Pancasila Puzzle Games”
Telah diketahui bersama
bahwa Indonesia saat ini berada dalam tahap transisi perubahan kurikulum KTSP ke
Kurikulum Baru 2013. Tentunya dalam mengoptimalkan kurikulum baru tersebut
dibutuhkan komponen pembelajaran yang berkarakter sebagai tujuan utama
pendidikan. Harapan besar bahwa Pancasila dapat menjembatani persoalan karakter
bangsa. Maka penulis menggagas inovasi yang bertujuan untuk menanamkan
nilai-nilai Pancasila, yakni Pancasila Puzzle Games.
Menurut Patmonodewo
(Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti
teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang
dimainkan dengan bongkar pasang.
Puzzle merupakan
permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh.
Dalam bermain puzzle membutuhkan ketelitian, anak akan dilatih untuk memusatkan
pikiran, karena anak harus berkonsentrasi ketika meyusun kepingan-kepingan
puzzle tersebut hingga menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap (Pramudiati,
Rezha: 2011).
Dengan puzzle, anak-anak belajar memahami konsep bentuk,
warna, ukuran dan jumlah. Tentunya bentuk puzzle yang digunakan lebih beragam
dan mempunyai warna yang lebih mencolok. Memasang kepingan puzzle berarti
mengingat gambar utuh, kemudian menyusun komponennya menjadi sebuah gambar
benda. Cara anak menyelesaikan gambar utuh puzzle adalah dengan menggunakan
metode coba dan ralat. Warna dan bentuk kepingan adalah dua hal yang
diperhatikan anak saat memasang puzzle. Bermain puzzle melatih anak memusatkan
pikiran karena ia harus berkonsentrasi ketika mencocokkan kepingan-kepingan
puzzle. Selain itu, permainan ini meningkatkan keterampilan anak menyelesaikan
masalah sederhana.Puzzle saat ini telah menjadi sebuah permainan yang digemari
oleh anak-anak, terutama anak-anak yang ada pada usia pendidikan TK (Taman
Kanak-Kanak) dan SD (Sekolah Dasar).
Pancasila Puzzle Games merupakan terobosan baru untuk
komponen pembelajaran nilai-nilai Pancasila bagianak-anak. Gambar
padasetiapPancasila Puzzle Games menunjukan suatu fenomena yang terintegrasi
terhadap beberapa sila dari Pancasila.
Puzzle yang dilengkapi
dengan nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam gambarnya, diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan dan penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Metode ini pun mampu dengan mudah diterima oleh anak di usia tersebut karena
sifat dari media ini adalah permainan. Selain itu permainan ini juga sifatnya
lebih kepada penangkapan visual anak dalam melihat gambar selain penalaran
untuk menyusun puzzle. Kemampuan visual yang ada di dalam diri anak usia TK dan
SD masih sangat peka dan akan diingat menjadi memori jangka panjang, karena anak
dalam usia itu mempunyai kemampuan mengingat yang tinggi.
Langkah
Strategis Dalam Mengimplementasikan “Pancasila puzzle Games”
Sebagai media
pembelajaran yang interaktif dan edukatif,Pancasila Puzzle Gamessangat cocok
diberikan untuk anak-anakusia TK maupun SD. Sebelum Permainan ini dijalankan,
pendidik terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran terhadap nilai-nilai
Pancasila dan juga perlu menjelaskan gambaran umum Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari secara sederhana. Selanjutnya dalam menggunakan komponen tersebut
perlu diketahui pula bahwa proses implementasi pada jenjang TK dan SD berbeda. Pada jenjang TK permainan hanya
dimainkan dengan menekankan nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada anak usia
dini pada jenjang TK sehingga belum begitu dijelaskan tahap dalam mengolah dan
menafsirkan hubungan atas lambang, bunyi sila, dan implementasi secara
menyeluruh. Sedangkan bagi siswa SD tentunya pembahasannya akan lebih kompleks
sesuai kebutuhan pembelajaran dan kurikulum sekolah. Pada jenjang SD Pancasila
Puzzle Games diterapkan dengan menjelaskan secara kontekstual esensi dari
setiap sila dalam Pancasila melalui perwujudan sila beserta bunyinya dalam
setiap fenomena kehidupan pada gambar Puzzle.
Pada hakekatnya,
tujuandalam permainan Puzzle ini adalahmengoptimalkan pembelajarannilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari hari sehinggadapat terinternalisasi dan
terinstitusionalisasi dalam proses operasionalnya. Selain itu demi menyongsong
sekaligus mengukuhkan tujuan kurikulum 2013 maka nilai-nilai karakter perlu
ada, sehingga diperlukan sebuah komponen yang pembelajaran yang terintegral
dari nilai-nilai luhur bangsa.
Pada sila pertama yang
berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” maka pada puzzle dapat digambarkan seseorang
yang menunaikan ibadah, dapat pula digambarkan bangunanyang ada kaitannya
dengan keagamaan seperti masjid, gereja, Kuil, vihara dll. Begitupun dengan
sila kedua “ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” maka pada puzzle bergambarkan
seseorang anak sekolah yang sedang membantu seorang Nenek menyeberang jalan
atau sekelompok orang yang sedang membantu orang yang tertimpa musibah
kebanjiran dan seterusnya hingga sila ke-lima.
Pada bagain belakang
Puzzle disediakan berbagai nilai karakter yang sesuai dengan setiap sila dalam
Pancasila. Namun nilai sikap tersebut baru boleh dilihat oleh anak ketika
berhasil menyelesaikan Puzzle dengan baik. Kemudian yang harus dilakukan oleh
seorang anak yakni mencontoh sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun beberapa pihak
yang membantu mengimplementasikan Pancasila Puzzle Games ini yakni para guru
anak usia dini dan sekolah dasar yang tentunya menjadi pendidik di sekolah.
Selain itu orang tua pun dapat ikut menjadi pelaksana gagasan ini di lingkungan
rumah. Mengingat waktu seorang anak di
rumah cukup banyak yang memungkinkan orang tua dapat memberikan permainan
tersebut. Lalu pihak bimbingan belajar di luar sekolah juga memiliki peran
dalam membantu menerapkan permainan Pancasila Puzzle Games ini.
Penutup
Dalam menyongsong
sekaligus menopang tercapainya tujuan kurikulum 2013, diperlukan sebuah
komponen pembelajaran yang terintegral dari nilai-nilai luhur bangsa.Melalui
pendidikan yang terintegrasi dan penuh inovasi maka akan mengantarkan Indonesia
pada visi bersama bahwa implementasi kurikulum 2013 dapat menjadi langkah awal
bangsa dalam menuju terciptanya pendidikan yang bermutu dan berkualitas serta
berlandaskan pada nilai-nilai luhur
Pancasila yang memuat nila-nilai karakter berbangsa dan bernegara.
Melalui permainan
Pancasila Puzzle Games, diharapkan terbentuk karakter seorang anak yang
memahamidanmenghayati nilai-nilai Pancasila. Hal ini merupakan strategi
pembelajaran yang ideal diaplikasikan pada anak usia dini dan jenjang
pendidikan dasarsebagaisebuah strategi pembelajaran, yang merupakan komponen
penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi belajar ( Gafur, Abdul,
2012).
Pada hakekatnya, tujuan
dalam permainan Puzzle ini adalahmengoptimalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga nilai-nilai Pancasila dapat terinternalisasi
dan terinstitusionalisasi dalam proses operasionalnya.