MENDIDIK KAUM MUDA
Oleh : Sugiarto
A. Hakikat Pendidikan
Pendidikan
merupakan bagian dari siklus yang dialami oleh manusia, sebagaimana hakikatnya
sebagai makhluk sosial, memerlukan instrumen-instrumen agar proses dalam siklus
tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya. Perbincangan di seputar pendidikan
pada hakikatnya perbincangan manusia itu sendiri, artinya perbincangan diri
sendiri sebagai yang berhak mendapatkan pendidikan. Kaitanya dengan proses
manusia dalam menghadapi siklus kehidupan, diperlukan adanya suatu adaptasi
yang berasal dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini fungsinya adalah
memberikan pemahaman kepada manusia ketika menghadapi siklus kehidupan yang
seringkali tanpa disadari membuat manusia mengalami kesusahan terutama
tantangan perkembangan zaman.
Tantangan
terberat pada abad ke-21 ini adalah perkembangan teknologi yang seringkali
menuntut untuk selalu mengadaptasinya. Perkembangan teknologi membuat suasana
dilematis, yaitu disatu sisi perkembangan teknologi memudahkan manusia dalam
menjalani kehidupanya sehari-hari, dengan menggunakan alat-alat beragam dan
serba canggih. Namun disisi lain, perkembangan teknologi yang signifikan
ternyata membuat manusia untuk mengurangi aktifitas sosialnya dengan masyarakat
serta memunculkan sifat-sifat individualis.
Disamping
teknologi, tantangan lain adalah masuknya ideologi dari luar yang tidak sesuai
dengan ideologi Bangsa Indonesia. Ideologi Bangsa Indonesia adalah Pancasila,
yang bukan merupakan ideologi komunis maupun liberal. Dunia saat ini tengah
menghadapi serbuan idologi demokrasi liberal yang dikembangkan di Barat. Dengan
tidak adanya ideologi tandingan bagi demokrasi liberal, maka sangat mudah bangi
penganutnya untuk menyebarkan pengaruh ke luar komunitasnya. Kemudahan Barat
dalam menyebarkan pengaruh liberalisasi ke luar komunitasnya ini terbukti saat
masyarakat dunia banyak memberikan apresiasi yang baik terhadap modernisme yang
melahirkan globalisme, developmentalisme, industrialisasi, investasi, dan
sebagainya.
Sejatinya
semua tantangan yang dihadapi apabila tidak dilakukan proteksi secara
menyeluruh dapat mengakibatkan adanya gangguan sistem dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan seharusnya berfungsi sebagai penunjuk jalan, baik itu yang berupa
pendidikan formal di instansi ataupun pendidikan secara langsung dari keadaan
sekitar, masyarakat, dan keluarga. Di Indonesia pendidikan diusahakan oleh
pemerintah, hal ini termaktub dalam pasal 31 ayat 3 Undang-undang Dasar (UUD)
1945, dengan bunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dalam undang-undang ”. Pasal-pasal yang di dalam UUD 1945
secara tersurat menyampaikan mengenai pendidikan, kemudian dijabarkan menjadi
undang-undang yaitu Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Di dalam undang-undang tersebut, sistem pendidikan Indonesia diatur,
terdapat pula rambu-rambu dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional.
B. Eksistensi Kaum Muda Dalam Sejarah Indonesia
Sejarah
Indonesia diwarnai peristiwa-peristiwa heroik yang menggugah semangat
nasionalisme. Semangat pejuang yang gigih menegakan panji Indonesia agar tegak
berdiri memberi gambaran bahwa peristiwa heroik melahirkan pejuang-pejuang
patriotis yang ingin membawa perubahan mendasar dalam kehidupan rakyat
Indonesia. Dalam catatan sejarawan, periode heroik Indonesia memiliki rentang
yang panjang, beberapa diantaranya
meiliki tafsir yang berbeda.
Kurun
waktu abad ke-20, Indonesia mengalami masa yang bisa dikatakan sebagai puncak
perjuangan heroik. Seperti yang diungkapkan Frank Dhont, awal abad ke-20 yang
ditandai dengan industrialisasi dan modernisasi di wilayah Hindia Belanda
melahirkan orang-orang jenius. Ciri utamanaya adalah lahirnya
organisasi-organisasi yang bertujuan mencari formula kemerdekaan Indonesia. Ada tiga organisasi historis terkemuka yang dibentuk oleh kaum intelektual
Indonesia yang mewakili kaum intelektual Indonesia pada akhir tahun 1920-an.
Ketiga organisasi tersebut adalah Indonesische
Studieclub, Algemeene Studieclub, Dan
Perhimpoenan Indonesia. Ketiga organisasi itu merupakan organisasi
intelektual Indonesia yang paling depan dalam sejarah Indonesia pada dasawarsa
1920-an. Disamping
organisasi, cendekiawan–cendekiawan Indonesia banyak yang lahir pada masa ini dan melahirkan
ideologi baru kebangsaan. Wawasan kebangsaan yang digagas oleh cendekiawan
Indonesia berdampak pada perubahan pola pikir masyarakat Indonesia tentang
perjuangan merebut kemerdekaan.
Awal
abad ke-20, seperti diungkap pada paragraf sebelumnya, menunjukan eksistensi
kaum muda untuk terus berpikir tentang kemerdekaan Indonesia. Tentu jika hal
tersebut diimplikasikan dengan kondisi saat ini maka mereka tidak akan
selamanya berbicara mengenai kemerdekaan Indonesia tetapi berpikir bagaimana
memajukan kehidupan masyarakat yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Eksistensi
kaum muda telah nyata dan berkontribusi besar terhadap perkembangan Bangsa
Indonesia. Selama masa pergerakan berlangsung, kamu muda menuangkan pemikiran
mengenai kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan organisasi-organisasi politik.
Tokoh-tokoh besar telah lahir dan didominasi oleh kaum muda, seperti Soetomo,
Hatta, Soekarno, hingga Ki Hadjar Dewantara.
Eksistensi
kaum muda dalam sejarah Indonesia tidak terbatas hanya pada masa pergerakan
Nasional saja, baik sebelum dan sesudah pergerakan Nasional muncul kaum-kaum
muda dengan semangatnya yang tinggi untuk mencurahkan segala pemikiran, tenaga,
dan dedikasi terhadap kemajuan Bangsa Indonesia.
C. Mendidik Kaum Muda
Sejarawan
Anhar Gonggong dalam setiap kesempatan selalu mengungkapkan pentingnya kaum
muda untuk mendapat akses pendidikan. Sehingga untuk beberapa waktu mendatang
akan lahir generasi-generasi terdidik. Hal senada pula telah dicanangkan oleh
pemerintah dengan visi Indonesia emas pada tahun 2045. Visi Indonesia emas
tahun 2045 merupakan salah satu perhitungan yang dikemukakan oleh pemerintah
dengan melihat keadaan Indonesia pada tahun-tahun sekarang, disamping perayaan
kemerdekaan Indonesia yang ke-100. Menurut pemerintah apabila generasi sekarang
di didik dengan baik maka pada tahun 2045 akan muncul pemimpin-pemimpin muda
yang akan membawa pembaharuan dan kemajuan bagi Indonesia.
Anhar
Gonggong memberi contoh kaum muda terdidik adalah Soekarno dan Hatta.
Menurutnya, Soekarno dan Hatta telah ditempa oleh pendidikan yang di
selenggarakan oleh Pemerintah Kolonial Belanda, namun mereka tetap cinta
Indonesia dan berkeinginan agar Indonesia merdeka. Kedua orang tersebut menurut
Anhar Gonggong adalah contoh orang yang terdidik dan tercerahkan. Terdidik
artinya mereka mendapat pendidikan berkualitas yang dibuktikan dengan tingkat
pola pikir yang lebih baik ketimbang orang lain yang tidak mengenyam
pendidikan. Tercerahkan artinya adalah mereka tercerahkan hati nuraninya untuk
tidak mengambil sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dirinya disaat masyarakat
Indonesia masih terjajah.
Di
dunia ini banyak orang yang terdidik, namun sangat sedikit yang tercerahkan.
Buktinya adalah banyak orang yang bergelar sarjana, master, doktor, hingga
professor yang masuk penjara karena melakukan korupsi. Hal ini sangat berbeda
jauh dengan apa yang dialami oleh Soekarno dan Hatta. Sebetulnya mereka berdua
bisa hidup enak dengan menerima tawaran dari pemerintah Kolonial Belanda
menjadi pegawai yang bergaji tinggi. Namun yang terjadi adalah sebaliknya,
mereka berdua dengan tegas menolak tawaran yang menggiurkan tersebut bahkan
rela untuk masuk penjara beberapa kali.
Soekarno
dan Hatta menjadi contoh bagaimana memberikan pendidikan bagi kaum muda.
Pendidikan yang bukan hanya mendidik untuk memahami ilmu pengetahuan melainkan
juga mendidik hati nurani mereka agar ilmu yang diperoleh bisa diterapkan
dengan baik sesuai jalan yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kunci pokok
adalah dengan menanamkan rasa nasionalisme ke dalam generasi muda agar mereka
dapat mencintai Bangsa Indonesia tanpa adanya rasa fanatisme berlebihan. Sikap
keteladanan dari orang-orang sekitar, yaitu orang tua dan guru perlu dipupuk
semenjak dini. Banyak kasus seperti diungkap oleh media, menunjukan bahwa
pengaruh orang-orang sekitar memiliki andil besar terhadap perilaku menyimpang
kaum muda. Misalnya, banyak anak yang diajari untuk mengeluarkan kata-kata
kotor semenjak kecil dan hal tersebut akan berlanjut hingga dewasa.
Pentingnya
memberikan pendidikan yang baik kepada kaum muda patut menjadi perhatian
bersama. Mengingat siklus kehidupan selalu berputar, generasi sekarang yang
berkuasa akan digantikan oleh generasi berikutnya. Apabila mereka tidak
dibekali dan dipersiapkan secara matang maka tidak akan lahir generasi emas. Kesemuanya
itu ditentukan dengan pendidikan apa yang diberikan kepada generasi saat ini. Hal
terburuknya adalah kemajuan dan kemandirian ekonomi Indonesia yang selama ini
di idam-idamkan dan didengungkan tidak akan pernah terwujud.
Referensi
Abd.
Rachman Assegaf. 2003. Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa
Perbandingan Pendidikan Di Negara-negara Islam Dan Barat. Yogyakarta: Gama
Media.
Djohar. 2006.
Pengembangan
Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan. Yogyakarta: Grafika Indah.
Frank
Dhont. 2005. Nasionalisme Baru Intelektual
Indonesia
Tahun
1920-An. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar